Kamis, 04 Agustus 2011

BEKAL RAMADHAN

Bekal Ramadhan PDF Cetak E-mail
Oleh Admin   
Jumat, 29 Juli 2011 00:00
puasa2
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" Hadits Riwayat Bukhari 4/99 ; Muslim 759.
Bulan suci Ramadhan sebentar lagi tiba, seluruh umat Islam kembali disibukkan dengan agenda tahunan berupa shaum dan qiyam Ramadhan. Ghirah atau semangat beribadah kembali bergelora manakala Ramadhan tiba, yang semestinya hal ini terjadi juga pada bulan diluar Ramadhan. Sebagai bagian dari rukun Islam, kita wajib mengetahui segala hal yang berkaitan dengan ibadah shaum kita. Bukankah syarat diterimanya amal harus memenuhi dua kriteria :
  1. Ikhlas berniat karena Alloh, dalam surat Albayyinah:5 Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. [1] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
  2. Ittiba'. Mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah SAW. Diinul Islam agama yang kita anut sudah sangat lengkap dan sempurna. Maka cukuplah Rasulullah sebagai contoh dan petunjuk yang kita ikuti. Dalam masalah Addin kita diharamkan mengadakan sesuatu yang baru. Rasulullah bersabda : "Artinya : Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat". [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].

Nah... untuk itu, marilah kita isi otak kita dengan pemahaman dan ilmu yang cukup tentang ibadah yang kita lakukan. Demikian halnya shaum Ramadhan yang sebentar lagi akan kita jumpai, Insya Alloh... Untuk membantu anda mengisi waktu sambil belajar kembali tentang shaum Ramadhan dan segala hal yang berkaitan dengannya, berikut kumpulan artikel yang bisa anda download.
 
Bersama Nabi di Bulan Ramadhan PDF Cetak E-mail
Oleh Admin   
Jumat, 29 Juli 2011 00:00
Oleh :
Syaikh Muhammad Musa Nasr
Sesungguhnya kita akan menyambut tamu yang mulia, yang hilang dan tidak datang kepada kita melainkan sekali saja dalam setahun. Ia (tamu yang) jarang mengunjungi kita, hingga kita sangat merindu padanya. Tamu yang membuat hati berdebar-debar karena begitu cinta padanya. Leher-leherpun melongok untuk melihatnya, (demikian juga) mata mengamat-amati untuk melihat hilalnya, dan jiwa-jiwa yang beriman beribadah kepada Rabbnya pada saat itu.
Tamu yang mulia dan diberkahi ini telah diketahui dengan pasti oleh orang beriman, karena merekalah yang menunaikan haknya dan mengagungkannya dengan pengagungan yang semestinya, serta memuliakan utusannya secara jujur dan adil.
Sesungguhnya Allah mengangkat derajat tamu ini dalam Al Qur'an dan melalui lisan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam , kemudian Allah menjadikan kebaikan seluruhnya ada padanya, baik di awalnya, tengahnya ataupun akhirnya. Allah berfirman :

شَهْرُ رمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتِ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ

"Bulan Ramadhan bulan yang didalamnya diturunkan Al qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil)" (QS Al-Baqarah :185)
 
KOREKSI Amalan Di Bulan Ramadhan PDF Cetak E-mail
Oleh Muhammad Abduh Tuasikal dan Yulian Purnama   
Jumat, 29 Juli 2011 00:00

 

At Tauhid edisi VI/32
moon
Para pembaca At Tauhid yang semoga selalu mendapatkan limpahan barokah dari Allah. Tidak terasa tinggal menghitung hari lagi kita akan menginjak bulan Ramadhan. Melanjutkan edisi ramadhan sebelumnya, saat ini At Tauhid akan mengangkat tema amalan keliru di bulan Ramadhan. Selain itu, kami akan menyebutkan beberapa hadits lemah dan palsu yang sering tersebar di tengah-tengah kaum muslimin berkaitan dengan bulan Ramadhan. Pembahasan ini sengaja kami angkat agar dapat meluruskan berbagai kekeliruan yang selama ini terjadi. Karena sungguh amalan tanpa petunjuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, itu hanya sia-sia belaka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada tuntunan dari kami, maka amalannya tertolak.” (HR. Muslim)
1. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan 
Tidaklah tepat ada yang meyakini bahwa menjelang bulan Ramadhan adalah waktu utama untuk menziarahi kubur orang tua atau kerabat (yang dikenal dengan “nyadran”). Kita boleh setiap saat melakukan ziarah kubur agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian. Namun masalahnya adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk nyadran atau nyekar. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang menuntunkan hal ini.
2. Padusan, Mandi Besar, atau Keramasan Menyambut Ramadhan
Tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar atau keramasan terlebih dahulu. Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”) ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?!
3. Mendahului Ramadhan dengan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelumnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka puasalah.”[1]
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar